Rabu, 15 September 2010

Pengalaman Mengajar Privat

Saya mengajar privat dari lulus SMA (tahun 2002), uangnya saya gunakan untuk membayar cicilan motor, kuliah bahkan sampai untuk modal Nikah.Sampai saat ini saya sudah mengajar kurang klebih 35 orang.Berikut sekilas pengalaman saya menjadi guru privat.

Jadi guru tidak mudah. Apalagi jadi guru privat. Memang kalau dilihat dari jumlah murid lebih sedikit dibanding tempat kursus atau sekolah. Tapi, tanggung jawabnya sama saja. Bahkan bisa jadi lebih besar. Mengapa? Karena ketika kita menjadi guru privat, kita begitu dekat dengan murid. Tidak hanya itu, kita juga jadi dekat dengan orang tuanya, orang-orang yang ada di rumahnya. Memang, para orang tua biasanya tidak di rumah, tetapi kakak atau adik si murid, pembantunya, omnya dan mungkin tantenya juga ada di rumah. Mereka ‘mengawasi’ kita, cara mengajar, penampilan dan bagaimana kita pedekate dengan si murid.
Jadi, performance mengajar kita sangat dipertaruhkan. Belum lagi jadi guru privat adalah bentuk dari pelayanan kepada pelanggan. Berarti sekali saja kita tidak memuaskan, misal:datang terlambat, tidak menguasai materi, cara mengajar tidak enak, pedekate kurang, tidak komunikasi, tidak memberikan laporan kemajuan siswa secara berkala, maka habislah riwayat kita.

Lalu, apa saja kriteria guru privat ideal itu?
Berikut pengalaman saya, menjadi guru privat sama dengan menjadi sahabat sekaligus bagian dari anggota keluarga si murid. Mengapa? Karena kita datang ke rumahnya, mengajar di kamar murid atau kadang di ruang tamu atau makan, yang bisa dibilang tempat itu privasi sekali. Biasanya yang datang berkunjung adalah seorang tamu dan biasanya mereka duduk di ruang tamu dan tidak diperkenankan ke ruang lain seperti guru privat.
Tapi sebagai guru privat, kita berada di tempat yang sangat privasi misalnya kamar murid. Kita sama saja seperti keluarga mereka yang sedang berkunjung. Kita pun dipercaya penuh. Meski, ada sebagian keluarga yang sangat mengawasi si guru privat. Tak hanya itu, sebagai guru privat, kita dianggap mampu meningkatkan nilai si anak. Lebih jauhnya, dianggap bisa dan diharapkan mampu memotivasi si anak. Tak jarang, murid privat lebih suka dengan cara guru privatnya di rumah dalam menerangkan soal atau pelajaran ketimbang gurunya di sekolah. Betapa tidak, jika privat, maka perhatian pun tercurah pada si murid seorang. Permasalahannya dalam sebuah materi atau pelajaran segera teratasi. Persoalannya adalah, bisakah si guru ngeklik dengan si murid dan sebaliknya?
Belajar berdua, maka kepandaian interpersonal antara guru terhadap murid diperlukan. Jika murid suka, maka pembelajaran akan oke. Tapi sebaliknya, jika tidak maka buyarlah semua yang diharapkan pada proses pembelajaran ini.
Jadi intinya, si guru mesti pintar-pintar membawa diri, baik terhadap murid juga dengan personil rumah lainnya. Selain itu, datang tepat waktu juga masih menjadi hal yang sangat sering dilanggar di negeri kita ini. Tidak cukup sampai disitu, penguasaan materi dan cara penyampaian juga benar-benar menjadi ujung tombak dari profesi gur privat. Tidak lucu kan, kalau kita ditodong dengan materi-materi yang kita kewalahan menjawab karena tidak prepare. Jadi, jangan asal ambil kesempatan mengajar privat. Tanya lagi pada diri, anda sanggup tidak mengajar materi tersebut. Anda menguasai materi itu atau tidak. Hal ini perlu karena kadang-kadang sebagai guru privat, materi yang ditanyakan tidak melulu hal yang sedang dipelajari. Kadang murid bertanya materi lalu, materi yang akan datang, bahkan materi-materi di luar pelajaran yang seharusnya. Nah, kalau sudah begini, benar kan..jadi guru mesti pintar selain yang utama mereka harus bisa digugu dan ditiru.
Selain itu, menjadi guru privat berarti juga menjadi motivator bagi si murid termasuk dalam mencapai kemajuan murid yang diajar. Dengan apa? Melalui progress report yang kita serahkan pada orang tua murid. Agar si orang tua sejauh mana perkembangan kemajuan anaknya. Memang tidak selamanya setelah privat lalu laksana orang main sulap, maka si anak akan menjadi pintar atau bergerak ke arah yang dimaksud. Tapi setidaknya, ada perkembangan. Kalaupun ada kekurangan bisa dikaji dan dianalisa bersama antar orang tua dan guru privat. Jadi, tidak hanya menyampaikan materi dan berkomunikasi dengan anak, tapi si guru juga mesti bisa menjelaskan perkembangan anak didiknya dan berkomunikasi dengan orang tua murid.

2 komentar:

  1. Terbentuknya manusia sebelum lahir kebumi ini sudah melewati perjalanan yang panjang dan penuh dengan perjuangan sekian banyak sel sperma hanya satu yang berhasil menembus Indung telur,kita telah lahir menjadi pemenang!!! mengawali hidup dengan permulaan dari angka 0 menjadi angka 10 (sempurna) merupakan suatu langkah kehidupan untuk menuju kesempurnaan, akan tetapi kesempurnaan hidup hanya akan kita dapatkan ketika kita telah merasa ikhlas terhadap tahapan yang diberikan Allah, mulai dari angka 1 kita terjatuh angka 2 kita terbangun angka 3 kita tertatih-tatih angka 4 mulai melangkah 1 langkah angka 5 mungkin kita mulai putus asa dengan perjalanan yang diberikan Allah angka 6 kita meminta pertolongan Allah angka 7 langkah kita semakin mantab untuk mulai berusaha angka 8 kerja keras tiada henti angka 9 berdoa dan terus berusaha dan angka 10 apakah Kesuksesan yang kita dapat, karena kita telah melewati angka 1-9 ???
    >> bukan hasil sempurna yang kita dapatkan melainkan keiklasan hati menyerahkan semuanya pada Allah terhadap apa yang telah kita usahakan, biarlah Allah yang memberikan hasilnya kepada kita...apakah sesuai dengan yang kita harapkan atau tidak? yang jelas Kesuksesan adalah PROSES yang dijalani bukan HASIL..!!!semoga kita menjadi manusia yang ikhlas terhadap apa yang telah digariskan Allah.

    BalasHapus
  2. bila kita memberikan dengan tulus maka hasilnya akan terbayar bukan berbentuk uang melainkan kebanggaan dan kepuasaan kita menjadi seorang Guru les privat yang sudah ikut serta dalam membangun dan memajukan dunia pendidikan

    BalasHapus